Senin, 06 Oktober 2025

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN

 

KERANGKA ACUAN

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN

Diajukan Unutk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Dosen Pengamampu : 1. Tri Cahyanto M.Si

         2. Isma Dwi Kurniawan M.Si.

 

 

Disusun:

Kelompok 1

Erna Maryana                          1157020020

Imam Iryanto Wasillah           1157020036

Imas Sariningsih                      1157020038

Nursiah Widia Ningsih           1157020058

KELAS           : VI BIOLOGI

 

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2018




BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

Pesatnya kegiatan pembangunan yang terjadi di Indonesia berpotensi memberikan tekanan terhadap kelestarian lingkungan. Program pembangunan yang hanya ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tanpa memperhatikan daya dukung (carrying capacity) lingkungan akan mengakibatkan tidak terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam, yang pada akhirnya dapat merusak lingkungan. Pemanfaatan sumberdaya alam yang konsumtif tanpa mempergunakan prinsip konservasi menyebabkan terkurasnya sumberdaya alam dan terganggunya jenis baik flora maupun fauna (Fandeli 2001).

Pertumbuhan dan perkembangan yang pesat di kawasan perkotaan menyebabkan meningkatnya kebutuhan prasarana dan sarana dasar perkotaan seperti perumahan, pendidikan, transportasi, pasar, air bersih, drainase dan pengendalian banjir, sarana persampahan, pengolahan air limbah dan sebagainya. Pertambahan penduduk kota yang tinggi, baik yang alami maupun migrasi harus dapat diimbangi dengan perkembangan dan pertumbuhan kota yang dinamis, yang biasanya selalu diikuti dengan perubahan lahan (Budihardjo, 1993).

Setiap kegiatan pembangunan, dimana pun dan kapan pun, pasti akan menimbulkan dampak. Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas yang dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik maupun biologi (Otto Soemarwoto, 1994)1 . Dampak tersebut dapat bernilai positif yang berarti memberi manfaat bagi kehidupan manusia, dan dapat berarti negatif yaitu timbulnya resiko yang merugikan masyarakat.

Salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran agar pelaksanaan pembangunan bidang lingkungan hidup dapat berhasil apabila administrasi pemerintah berfungsi secara efektif dan terpadu. Sistem perizinan adalah salah satu sarana yuridis administratif yang digunakan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran lingkungan.

Dalam rangka meminimalkan kerusakan lingkungan akibat kegiatan pembangunan diperlukan upaya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Pembangunan berkelanjutan merupakan upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan (Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup). Salah satu instrumen / perangkat pengelolaan dalam undang-undang tersebut adalah analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

AMDAL merupakan perangkat pengelolaan yang bersifat preventif yaitu tindakan yang dilakukan pada tingkat pengambilan keputusan dan perencanaan yang harus dipertanggungjawabkan. AMDAL merupakan studi/kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan penyelenggaraan usaha atau kegiatan serta dokumen pengelolaan dan pemantauan yang cukup efektif (Wahyono et al. 2012). Kebijakan AMDAL dimulai sejak Peraturan Pemerintah (PP) nomor 29 tahun 1986 tentang analisis mengenai dampak lingkungan dan telah mengalami tiga kali perubahan sampai dengan PP Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Faktor-faktor pendorong perubahan peraturan AMDAL di negara berkembang adalah tidak tercapainya hasil yang maksimal dan kinerja AMDAL yang lemah dan penyesuaian kondisi lingkungan dan pengalaman untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja AMDAL (Arend et al. 2013).

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Environmental Impact Analysis (EIA) adalah hasil studi mengenai dampak penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup. Menurut Fola S. Ebisemiju (1993)3 AMDAL muncul sebagai jawaban atas keprihatinan tentang dampak negatif dari kegiatan manusia, khususnya pencemaran lingkungan akibat kegiatan industri pada tahun 1960-an. Sejak itu, AMDAL telah menjadi alat utama untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan manajemen yang bersih lingkungan dan selalu melekat pada tujuan pembangunan yang berkelanjutan

Rumah merupaka struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosial baik untuk kesehatan atau sebaliknya. Perumahan memberikan kesan tentang rumah beserta prasarana dan sarana lingkungannya. Perumahan didefinisikan  sebaagi satu ciri rumah yang disatukan di bawah Kawasan petempatan. Di Kawasan perumahan masyarakat hidup berkelompok dan bersosialisasi antara satu sama yang lain.

Meningkatnya perumahan yang di bangun oleh pemerintah maupun pihak swasta untuk memberika  hunian yang nyaman dan diinginkan oleh masyarakat. Namun,  pembangunan pemukiman yang dilakukan tidak atau jarang sekali memperhatikan keanekaragaman makhluk hidup yang lain, serta kurang bijaksana dalam pengelolaan lingkungan untuk pemukiman yang  berbasis lingkungan hidup.

1.2  Tujuan Rencana Kegiatan

Kerangka acuan merupakan kajian ilmiah yang berguna untuk melihat mutu dokumen AMDAL dan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dokumen yang telah dinilai sebagai bahan rekomendasi untuk langkah perbaikan dalam prosedur menguji kulitas dokumen AMDAL di masa mendatang. Kerangka acuan ini Mengetahui analisis mengenai dampak lingkungan terhadap sistem pembangunan perumahan  di lokasi. Serta Mengetahui keterlibatan dan peran serta masyarakat sekitar lokasi perumahan dalam system  yang sesuai dengan ketentuan analisis mengenai dampak lingkungan.

 

1.3  Pelaksana Studi

a.       Pemakarsa Dan Penanggung Jawab  Usaha Atau Kegiatan

Pemakarsa dari kegiatan pembangunan perumahan ini  adalah PT. Perumahan Raoseun House dan yang bertanggung jawab dilapangan adalah bapak Tatang.

b.      Pelaksanaan Stusi AMDAL  terdiri dari :

·         Tim pembimbing studi kasus

Dalam studi kasus ini langsung di bombing oleh :

-          Terhormat Ketua Jurusan Biologi Bapak Tri Cahyanto M.Si

-          Terhormat Bapak Isma Dwi Kurniawan

·         Tim Penyusanan dokumen

Penyusunan dokumen studi kasus AMDAL ini dilaksanakan oleh kelompok 1 (satu) terdiri dari : Erna Maryana, Imam Iryanto Wasillah, Imas Sariningsih dan Nursiah Widia Ningsih.

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PELINGKUPAN

 

2.1  Deskripsi Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

Raoseun House merupakan cluster  berkonsep Eropa yang terletak diarea Bandung Timur. Perumahan tersebut berlokasi dicibiru dengan unit terbatas dan nilai investasi yang terus meningkat. Dipasarkan dengan tipe 55 dan 90 dengan harga mulai dari 800 jutaan. Perumahan Raoseun House baru launching akhir bulan februari 2017 Perumahan ini berada di jalan Manisi , 700 m dari Bundaran cibiru , atau berjarak 800 meter saja dari ujung timur jalan soekarno hatta Bandung.  Rencana total rumah dan area komersial yang akan dibangun sebanyak 29 unit dengan tipe yang berbeda  sesuai pesanan dari pembeli.

Pembangunan dilakukan pada area dengan luas kurang lebih 800 m2. Pembangunan dilakukan mulai tahun 2016 dan sampai saat ini baru 9 rumah yang dibangun dengan tipe yang berbeda. 5 rumah tipe 90 dan 4 rumah lainnya tipe 55. Luas area pembangunan masih belum sepenuhnya dibangun, oleh karena itu sampai sekarang kegiatan perumahan Raoseun House belum sepenuhnya berjalan lancar. Pembangunan dilakukan sesuai pesanan rumah dari konsumen, saat ini Perumahan Raoseun House sedang tidak melakukan kegiatan pembangunan rumah dan pembangunan akan dilanjutkan setelah ada pembeli yang memesan.

2.2  Deskripsi Umum Rona Lingkungan Hidup Awal

Raoseun House dibangun pada area yang dulunya merupakan tempat peternakan ayam PT. Hiban Mulya. Peternakan ayam yang besar dengan beberapa kandang yang luasnya sekitar 25 x 50 m dan menampung ratusan ekor ayam. Meski begitu, area peternakan merupakan area hijau yang masih banyak terdapat tumbuhan-tumbuhan seperti rumput, semak, herba, pancang dan pohon.

Letak area peternakan termasuk kedalam daerah dataran tinggi sehingga keanekaragaman dari tumbuhan yang mendiami wilayah tersebut masih terbilang banyak. Tumbuhan yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi habitat dari suatu flora, maka dengan tinggi nya keanekaragaman fauna menjadikan semakin tinggi pula keanekaragaman flora diarea tersebut. Fauna yang mudah ditemukan di area tersebut seperti burung dan kupu-kupu yang jumlahnya masih tersbilang banyak sehingga mudah ditemukan. Area yang memiliki tanah yang subur ini memiliki keanekaragaman mahluk hidup yang tinggi, menjadikan tumbuhan tumbuh subur karena didiringi dengan tingginya fauna tanah yang hidup disekitar area tersebutu menjadikan biodiversitas flora dan fauna melimpah ruah.

Wilayah yang sangat strategis dan maju dekat dengan falisitas-falisitas umum yang memadai seperti Universitas Islam Negeri, tempat perbelanjaan (supermarket/minimarket), POLDA, rumah sakit, dll. Kondisi ini menjadikan masyarakat sekitar memiliki mata pencaharian yang beranekaragaman dari mulai berdagang, karyawan sampai pekerja dipeternakan PT. Hiban Mulya.

2.3  Hasil Pelibatan Masyarakat

Sebelum dilakukan pembangunan, sebelumnya telah dilakukan sosialisai mengenai rencana pembangnan perumahan Raoseun House oleh PT. Mangun Karsa kepada masyarakat sekitar untuk mengetahui respon dari pembangunan tersebut. Sosialisasi ini merupakan bentuk survei dari perizinan masyarakat yang diketahui bedasarkan respon yang diberikan masyarakat terhadap pembangunan.

Respon masyarakat begitu baik terhadap pembangnan perumahan Raoseun House, mereka menyambut baik pembangunan tersebut dan tidak melakukan penolakan. Pasalnya area pembangunan merupakan kawasan sepi, dengan dibangunya perumahan tersebut diharapkan dapat meningkatkan keramaian kawasan tersebut yang secara tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar khusunya yang bermata pencahariaan sebagai wirausaha.

 

 

 

2.4  Dampak Penting Hipotetik (DPH)

      Dampak penting hipotetik kegiatan   pada   tahap   konstruksi   adalah   sebagai berikut:

Pengosongan Lahan

Kerusakan ekosistem dan penurunan kualitas udara di daerah proyek dan sekitarproyek pada saat pengosongan lahan.

Mobilisasi Alat Berat dan Materia

Penurunan Kualitas udara yang bersumber dari emisi yang dikeluarkan pengangkut alat   berat   dan   material

Pengelolaan Fasilitas Persampahan dan Fasilitas Air Bersih

Pengelolaan sampah yang tidak teratur sehingga memungkin terjadinya penumpukansampah   yang   pada   akhirnya   akan   menyebabkan   keresahan   pada   masyarakatmasyarakat sekitar

Pengerahan Tenaga Kerja

meningkatnya pendapatan masyarakat sekitar sehingga dapat meningkatkan peluang usaha bagi penduduk lokal maupun dari luar

 

Meningkatnya limpasan air hujan karena tadinya berasal dari tanah yang terbuka akan tetaapi saat ini ditutup oleh papin blok

Pembebasan Lahan

Perubahan kepemilikan lahan (alih fungsi lahan), kegiatan ini dapat menimbulkan

dampak pada kondisi ekonomi masyarakat sekitar yaitu berupa perubahan mata pencaharian dan pekerjaan masyarakat setempat

 

2.5  Batas Wilayah Studi Dan Batas Waktu Kajian

Untuk batas wilayah studi ditentukan berdasarkan batas proyek/tapak kegiatan rencana pembangunan Raoseun House , batas administrative, batas sosial dan batas ekologi.

a.       Batas Proyek

Batas proyek adalah ruang dimana suatu rencana atau usaha atau kegiatan akan melakukan aktivitas prakonstruksi, konstruksi dan operasi, dari ruang ini lah bersumber dampak terhadap lingkungan. Batas proyek ditentukan berdasarkan batas tapak proyek rencana tata letak kegiatan pembangunan Raoseun House yang mana saat ini pembangunan belum selesai dilakukan dan masih menunggu tergantung pesanan dari pembeli.

b.      Batas Administrative

Batas administrative pembangunan Raoseun House ditetapkan berdasarkan status administrasi wilayah dimana kegiatan proyek dilaksanakan yaitu di Jl. Manisi No. 40, pasir biru, Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat.

c.       Batas Sosial

Batas sosial merupakan ruang disekitar rencana kegiatan/usaha yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan, sesuai dengan proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana usaha/kegiatan. Untuk pembanguanan Raoseun House, tidak ada dampak dominan yang diakibatkan dari pembangunan terhadap masyarakat sekitar, karena area perumahan dibatasi oleh pembatas antara area perumahan dengan area masyarakat.

d.      Batas Ekologis

Batas ekologis merupakan ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha/kegiatan menurut media transportasi limbah, dimana proses alami berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar. Batas ekologi Raoseun House, meliputi:

1.      Saluran penampungan limbah air dari Raoseun House.

2.      Parit penampungan limbah air yang berbatasan dengan pemukiman warga sekitar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODE STUDI

 

3.1 Metode Pengumpulan Data Dan Analisis Data

Secara umum studi yang dilakukan diproleh melalui pengamatan dan wawancara dilapangan. Studi ini dilakukan untuk mendapatkan data yang dapat digunakan untuk mengamati komponen lingkungan yang diprakirakan terkena dampak akibat kegiatan pembangunan perumahan di Pasir Biru Kecamatan Cibiru Kota Bandung.

Pengumpulan data dan analisis data berbagai komponen lingkungan perlu dilakukan untuk menelaah, mengamati dan mengukur rona lingkungan awal yang diprakirakan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan pembangunan perumahan. Menelaah dan mengamati komonen rencana kegiatan yang diprakirakan menimbulkan dampak pada lingkungan sekitarnya dan memprakirakan kualitas lingkungan akibat kegiatan proyek pembangunan.

Data yang diproleh maka dianalisis secara deskriptif dimana terdapat :

a.       Komponen Lingkungan Biologi

Parameter yang diamati meliputi jenis, keanekaragaman flora dan fauna yang ada di darat dan diair sekitar lokasi kegiatan, lokasi pengambilan sampel untuk komponen biologi yaitu dengan mewawancarai pemandu lapangan perumahan raoseun dilahan tersebut dapat memberikan gambaran awal rona lingkungan.

Metode pengumpulan data untuk komponen biologi dengan  pengamatan dan wawancara di lapangan. Analisis data yang dilakukan yaitu meliputi nilai ekologis dan kelimpahan jenis dan keanakeragaman, untuk mengetahui keberadaan jenis tanaman atau hewan yang langka atau dilindungi.

Hasil dari survey dan wawancara dapat diketahui bahwa diloksi tempat pembangunan perumahan raoseun tidak terdapat hewan atau tumbuhan yang dilindungi, akan tetapi dilingkungan tersebut terdapat Fauna yang banyak seperti Semai, Herba, Pancang, Tiang dan Pohon, sedangkan untuk hewan yang ada dilingkungan tersebut adalah hewan peternakan, Kupu-Kupu, Burung, Belalang, Capung, Hewan Tanah dll.

b.      Komponen Sosial Ekonomi Dan Budaya

Yaitu meliputi kesempatan kerja, peluang pendapatan masyarakat, untuk sosial budaya meliputi keresahan masyarakat sedangkan pertahanan dan keamanan meliputi tingkat keamanan dan ketertiban masyarakat.

Kegiatan pengumpulan data dikumpulkan melalui masukan langsung dari masyarakat pemerhati setelah mengetahui akan diakan pembangunan perumahan dan setelah mendengar atau membaca hasil dari pemasangan iklan, hasil tanggapan masyarakat sekitar dan wawancara. Analisis data ini dilakukan melalui wawancara terhadap pemandu lapangan secara langsung dilapangan.

Hasil dari survey dan wawancara dapat diketahui bahwa pembangunan proyek perumahan Raoseun di pasir biru mendapat izin dari masyarakat sekitar bahkan disambut baik oleh masyarakat sekitar. Untuk ketertiban dan keamanan perumahan raoseun house ini bekerja sama dengan RW sekitar. Sebelum dilakukan pembangunan masyarakat mendapatkan penghasilan dari hasil dagang, pekerja dan karyawan peternakan PT Hiban Mulya.

c.       Komponen Kesehatan Masyarakat

Parameter yang diamati yaitu parameter yang berpengaruh terhadap kesehatan meliputi Limbah, Mck, gangguan kesehatan masyarakat, penurunan sanitasi lingkungan kondisi sanitasi lingkungan ini meliputi banyaknya sampah dan limbah. Kegiatan pengumpulan data dikumpulkan menggunakan teknik survei dan wawancara langsung di tempat proyek. Analisis data dilakukan dengan conten wawancara.

Hasil dari survey dan wawancara dapat diketahui bahwa limbah dan pembuangan dari perumahan dibuat parit yang khusus untuk membuang limbah dari setiap perumahan dan limbah tersebut dialirkan keselokan yang ada disekitar perumahan tersebut. Sedangkan untuk sampah bekerja sama dengan RW sekitar untuk pengambilan sampah kesetiap perumahan dan dari perumahan tersebut hanya membayar uang bulanan sehingga sampah tidak menumpuk disekitar perumahan. Untuk kesehatan masyarakat di perumahan Raoseun terjaga dan aman akan tetapi dilihat dipintu gerbang masuk ke perumahan terdapat sampah pelastik yang berserakan. Adanya pembangunan perumahan ini tidak menimbulkan gangguan kesehatan terhadap masyarakat sekitarnya dikarenakan adanya pembatas antara perumahan dengan permukiman masyarakaat.

3.2 Metode Prakiraan Dampak Penting  

Prakiraan besarnya dampak merupakan selisih kualitas lingkungan antara kondisi lingkungan dengan adanya kegiatan peroyek pembangunan perumahan. Hasil dari survey dan wawancara dapat diketahui bahwa sebelum diadakannya pembangunan perumahan di lokasi tersebut adalah peternakan dengan nama PT Hiban Mulya dengan ukuran kandang peternakan 25-50 meter per unit kandang. Setelah dibuat perumahan Raoseun dengan nama PT Bangun Karsa suasana peternakan tidak ada lagi dan yang terlihat adalah bangunan perumahan dengan tanah yang tertutup oleh papin blok. Sumber air yang digunakan oleh perumahan tersebut berasal dari sumur bor dimana setiap satu unit perumahan dibuatkan satu sumur bor, sedangkan untuk pembuangan setiap perumahan dibuatkan parit sendiri sehingga air limbah/ pembuangan dari masing masing perumahan mengalir keselokan belakang perumahan yang telah dibuat.                  Metode prakiraan besaran  dampak  dihitung dengan menggunakan formula sederhana :

 

Besar Prakiraan Dampak = KLP-KLTP

Dimana:

KLP = kondisi lingkungan dengan adanya proyek

KLTP = kondisi lingkungan tanpa  adanya proyek.  kondisi tanpa proyek diasumsikan sama dengan rona lingkungan awal.

            Dibawah ini adalah tabel kondisi lingkungan tanpa adanya proyek dan lingkungan dengan adanya proyek pembangunan perumahan Raoseun House

No

KLTP

KLP

1.

Sebelum Pembanguanan Area tersebut merupkan Peternakan ayam PT Hiban Mulya

Dibuatnya Perumahan Raoseun House oleh PT Mangun Karsa sehingga tersingkirnya peternkan dari kawasan tersebut.

2.

Letak area termasuk kedalam dataran tinggi sehingga keanekaragaman dari tumbuhannya terbilang banyak (Semai, Herba, Pancang, Pohon)

Keanekaragaman tumbuhan berkurang/sedikit ada pohon, tiang yang ditebaang dan di singkirkan karena menghalangi pembangunan perumahan

3.

Banyaknya fauna mempengaruhi terhadap banyaknya flora yang ada di area tersebut

Fauna yang sedikit maka flora yang tinggal di area tersebut menjadi berkurang

4.

Tanah yang subur karena ter pupuki oleh kotoran ayam sehingga keanekaragaman makhluk hidupnya tinggi

Meningkatnya keramaian dikawasan tersebut, area tersebut tidak hijau hanya bangunan perumahan dengan konsep eropa yang terlihat

5.

Wilayahnya stategis dan dekat dengan fasilitas umum yang memadai seperti Universitas, tempat perbelanjaan, polda dan RS dll.

Mata pencaharian berkurang

6.

Mata pencaharian yang beranekaragam dari mulai berdagang, karyawan bahkan pekerja di peternakan PT Hiban Mulya

Tanah ditutupi oleh papin blok sehingga tanah tidak bisa menyeraap air dari permukaan

7.

Kawasan yang sejuk, sepi dan kondisi lingkungan yang hijau.

Pembangunan belum selesai, masih dalam keadaan proyek pembangunan perumahan

8.

batas sosial area perumaahan dibatasi oleh pembatas area perumahan dengan area masyarakaat

Dilihat dari batas sosial area perumaahan dibatasi oleh pembatas area perumahan dengan area masyarakaat

9.

Saluran penampungan limbah air dari Raoseun House dibuatkan parit penampung

Saluran penampungan limbah air dari Raoseun House dibuatkan parit penampung dimana tempat pembuangannya berbatasan dengan permukiman warga sekitarnya

10.

sumur bor setiap 1 unit rumah

Adanya sumur bor setiap 1 unit rumah dibuatkan 1 sumur bor

 

3.3 Metode Evaluasi

            Dampak penting yang diproleh yaitu komponen lingkungan hidup sebelum dilakukan pembangunan perumahan Raoseun House ini kondisinya masih banyak fauna dan floranya, banyaknya mata pencaharian masyarakat, kondisi lingkungan yang hijau dan kesuburan tanah yang tinggi. Dampak penting dari pembangunan perumahan ini adalah menurunnya struktur tanah  setiap tahunnya karena pembangunan perumahan dan pengobaran tanah untuk sumber air bersih dan semakin berkurangnya volume air permukaan tanah karna serapan yang dilakukan oleh aktifitas masyarakat perumahan untuk  kebutuhan sehari – hari.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Arend, J., P. J. Peter, A. C. Hens, 2013. An Analysis Framework For Characterizing And Explaining Development Of EIA Legislation In Developing Countries. Environmental Impact Assesment Revirew 38.

Budiarjo, Eko., Dan Sudanti Hardjohubojo. 1993. Kota Berwawasan Lingkungan. Bandung:Penerbit Alumni (Hal: 209).

Fandeli, C., 2001. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar Dan Pemapanannya Dalam Pembangunan. Liberty, Yogyakarta

Fandeli, 2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan: Prinsip Dasar Dalam Pembangunan. Liberty, Yogyakarta.

Fola S. Ebisemiju, Environmental Impact Assessment: Making It Work In Developing Countries, Journal Of Environmental Management, 1993, Vol. 38.

Otto Soemarwoto, Analisis Dampak Lingkungan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1994, Hal. 43.

Wahyono, Suntoro, Sutarno, 2012. Efektifitas Pelaksanaan Dokumen Lingkungan Dalam Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Di Kabupaten Pacitan. Jurnal Ekosains 4.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH REPRODUKSI PERKEMBANGAN HEWAN

  SUBDOMINANT HIERARCHICAL OVARIAN FOLLICLES ARE NEEDED FOR STEROIDOGENESIS AND OVULATION IN LAYING HENS ( GALLUS DOMESTICUS ) Subdominant H...