Berikut materi ini akan membahas mengenai senjata Biologis...
.
.
Check This out ...!!!
a.Pengertian senjata Biologis
Senjata biologi (bahasa Inggris: biological weapon) adalah senjata yang menggunakan patogen (bakteri, virus, atau organisme penghasil penyakit lainnya) sebagai alat untuk membunuh, melukai, atau melumpuhkan musuh. Senjata biologi sering disebut sebagai "senjata nuklir orang miskin" (Gould, 1997). Biaya maupun teknologi yang diperlukan untuk membuat senjata biologis jauh lebih rendah dan mudah dibanding senjata nuklir atau kimia. Walaupun demikian, efek penghancuran massa-nya tidak kalah hebat dibanding kedua senjata tadi. Menurut perhitungan Office of Technology Assessment di Konggres Amerika pada tahun 1993, 100 kg spora Bacillus anthracis yang disebarkan di atas ibu kota Washington bisa menimbulkan korban 3 juta jiwa. Dalam kenyataannya, penyebaran bakteri serupa dari instalasi pembuatan senjata biologis Rusia di kota Yekaterinburg pada tanggal 2-3 April 1979 telah menelan korban tewas 'puluhan ribu jiwa' di daerah sekitarnya menurut laporan Union for Chemical Safety, walau laporan resmi pemerintah hanya 66 orang (Graeves, 1999).
b. Sejarah Senjata Biologis
Sejarah penggunaan senjata biologi dimulai pada tahun 400 SM, ketika orang Iran Kuno (scythians) menggunakan panah yang dicelupkan ke dalam feses (kotoran) dan mayat makhluk hidup yang telah membusuk. Hal serupa juga dilakukan oleh bangsa Roma yang mencelupkan pedangnya ke dalam pupuk dan sisa hewan yang telah membusuk sebelum berperang dengan musuhnya. Apabila musuhnya terluka oleh senjata tersebut, maka terjadi infeksi penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Pada perang dunia I, negara Jerman menggunakan dua bakteri pathogen, yaitu Bukholderia mullei yang menyebabkan glanders dan bakteri Bacillus anthracis penyebab Antrax untuk menginfeksi ternak dan kuda tentara sekutu. Pada tahun 1932-1935, Jepang mengembangkan program pembuatan senjata biologi di Cina yang dinamakan unit 731. Sebanyak 3.ilmun Jepang bekerja untuk melakukan penelitian terhadap berbagai agen biologi yang berpotensi sebagai senjata, misalnya korela pes, dan penyakit seksual yang menular. Eksperimen yang diguankan menggunakan tahanan Cina yang mengakibatkan ± 10.000 tahanan mati pada mas itu sejak Saat itu, tidak hanya Jepang yang menyebabkan senjata biologi, namun juga diikuti oleh negara-negara lain seperti Amerika dan Uni Soviet. Yang sebenarnya lebih mengerikan adalah senjata biologis dengan agen yang telah direkayasa secara bioteknologi sehingga tahan antibiotika, lebih mematikan, stabil dalam penyimpanan dan sebagainya (Abyan, 2011).
c. Virus Virus Senjata Biologis
1. Virus Chimera
Virus chimera pada gambar 1. didefinisikan oleh
Pusat Biologis Veteriner Amerika sebagai "mikroorganisme hybrid baru yang
diciptakan dengan bergabung fragmen asam nukleat dari dua atau lebih
mikroorganisme yang berbeda di mana masing-masing minimal dua fragmen
mengandung gen penting yang diperlukan untuk replikasi. " Istilah chimera
sudah dirujuk ke organisme individu yang tubuhnya mengandung populasi sel dari
zigot yang berbeda atau organisme yang dikembangkan dari bagian embrio yang
berbeda.
2. Virus Nipah
Virus Nipah pada gambar 2. diidentifikasi pada bulan April 1999,
ketika itu menyebabkan wabah penyakit saraf dan pernafasan pada peternakan babi
di Semenanjung Malaysia, yang mengakibatkan 257 kasus manusia, termasuk 105
kematian manusia dan pemusnahan satu juta babi. Di Singapura, 11 kasus,
termasuk satu kematian, terjadi pada pekerja rumah potong hewan terkena babi
yang diimpor dari peternakan yang terkena Malaysia.
3. Virus Rinderpest
Rinderpes pada gambar 3. disebabkan oleh virus
terkait erat dengan campak, dan itu mempengaruhi ternak dan hewan ruminansia
lainnya seperti kambing, bison dan jerapah. Kondisi ini sangat menular, menyebabkan
demam, kehilangan nafsu makan, disentri dan radang selaput lendir. Kondisi
mengisap selama enam sampai 10 hari, ketika hewan biasanya meninggal akibat
dehidrasi (Delpac, 2012).
4. Botulinum
Toksin botulinum pada gambar 4 adalah protein
dan neurotoksin yang diproduksi oleh bakteri Clostridium botulinum. Ini adalah
zat akut yang paling beracun yang pernah dikenal. Toksin botulinum dapat
menyebabkan botulisme, penyakit yang serius dan mengancam jiwa pada manusia dan
hewan, tidak berwarna dan tidak berbau (Delpac, 2012).
5. Virus Tularemia
Pada gambar 5 tularemia adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis. Penyakit ini didapat
setelah bersentuhan dengan binatang dan unggas itu, oleh memakan daging yang
tidak dimasak benar-benar dan dari gigitan kutu binatang atau serangga
penghisap darah lain. Kelinci ialah binatang sumber penyakit ini yang paling
umum.
6. Virus Plague
Gambar 8 menujukkan virus
Plague. Virus ini adalah virus yang mematikan. Korban yang terinfeksi virus Palgue, jika tidak
diobati dalam 24 jam pertama infeksi, 70 persen dari mereka mengalami kematian.
Wabah menyebar melalui udara dengan batuk, bersin dan kontak tatap muka.
Gejalanya meliputi demam tinggi, batuk, lendir berdarah dan kesulitan bernapas (Delpac, 2012).
7.Virus Ebola
Ebola pada gambar 7 adalah sejenis virus dari
genus Ebolavirus, familia Filoviridae. Gejala-gejalanya antara lain muntah,
diare, sakit badan, pendarahan dalam dan luar, dan demam. Tingkat kematian
berkisar antara 80% - 100%. Asal katanya adalah dari sungai Ebola di Kongo.
Penyakit Ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau
kulit. Masa inkubasinya dari 2 sampai 21 hari, umumnya antara 5 sampai 10 hari.
Sejauh ini, Ebola adalah penyakit yang paling mematikan diseluruh dunia (Delpac,
2012).
8. Virus Anthrax
Antraks adalah penyakit sangat mematikan yang
disebabkan bakteri Bacillus anthracis dalam bentuknya yang paling ganas yang
terdapat pada gambar 8. Dalam Bahasa Yunani, Antraks bermakna
"batubara". Istilah ini digunakan karena kulit para korban akan
berubah menjadi hitam.
9. Virus Smallpox
Pada gambar 9, smallpox
disebabkan oleh virus variola. Tanda-tanda terjangkit smallpox seperti halnya
demam tinggi, sakit pada badan, ruam yang berkembang dari benjolan berisi
cairan menjadi koreng, bekas luka berbentuk bintik-bintik (Delpac, 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar