1.1.Pengertian
Probiotik
Probiotik adalah suatu preparat yang terdiri dari
mikroba hidup, yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia secara oral dengan
harapan mampu memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan manusia melalui
perbaikan sifat-sifat yang dimiliki oleh mikroba alami yang tinggal di dalam
tubuh manusia. Mikroba alami yang terdapat dalam saluran pencernaan mempunyai
peran yang sangat penting bagi kesehatan dan kebugaran tubuh seseorang.
Berdasarkan hal tersebut maka teknik probiotik diterapkan untuk meningkatkan
kesehatan saluran pencernaan serta sistem imunitas tubuh (Winarno 1997).
Salminen et al (2004) mendefinisikan probiotik
sebagai sediaan sel mikroba hidup yang memiliki pengaruh menguntungkan terhadap
kesehatan dan kehidupan inangnya. Kriteria yang harus dimiliki oleh suatu
probiotik adalah bersifat nonpatogenik dan mewakili mikrobiota normal usus dari
inang tertentu, serta masih aktif pada kondisi asam lambung dan konsentrasi
garam empedu yang tinggi dalam usus halus. Selain itu, mampu tumbuh dan
melakukan metabolisme dengan cepat serta terdapat dalam jumlah yang tinggi
dalam usus, dapat mengkolonisasi beberapa bagian dari saluran usus untuk
sementara, dapat memproduksi asam-asam organik secara efisien, memiliki sifat
antimikroba terhadap bakteri merugikan, mudah diproduksi, mampu tumbuh dalam
sistem produksi sekala besar, dan hidup selama kondisi penyimpanan.
Pada umumnya bakteri yang dapat berfungsi sebagai
probiotik tergolong dalam bakteri asam laktat yang mampu melewati lambung dan
dapat bertahan pada saluran pencernaan. Bakteri asam laktat yang dapat
digunakan sebagai probiotik adalah Saccharomyces
boulardii, Lactobacillus acidophilus,
L. plantarum, Lactobacillus GG, L. casei,
L. brevis, L. delbrueckii, Streptococcus salivarius, Bifidobacterium bifidum,
Bifidobacterium infants, Enterococcus faecium, dan Loctococcus lactis. Menurut
Nirmala (2006) bakteri yang memiliki sifat probiotik diantaranya adalah
golongan Bifidobacterium (B. Bifidum, B.
breve, B. longum, B. Infants, dan B. Adolescents) dan golongan Lactobacillus
(L. casei, L. acidophilus, L. Johnsonii,
dan L. reuteri). Jenie (2007)
menyatakan bahwa Bifidobacterium animalis adalah salah satu golongan
Bifidobacterium yang memiliki efek menguntungkan bagi kesehatan usus.
1.2.Manfaat
Probiotik
Di saluran usus manusia terdapat lebih dari 100
trilyun bakteri yang terdiri dari sekitar 100 spesies. Bakteri-bakteri tersebut
bersama dengan mikroba lain secara kolektif membentuk kelompok masyarakat
mikroba di dalam tubuh manusia yang disebut mikoflora usus atau kadang-kadang
secara singkat hanya disebut sebagai flora usus. Terdapat dua kelompok bakteri
dalam flora usus, yaitu yang membantu kesehatan dan yang bersifat pathogen
(Winarno 2003). Bakteri yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh artinya dapat
melakukan peranan yang sangat berguna dalam aspek gizi, serta pencegahan
penyakit. Mereka mampu memproduksi zat-zat gizi essensial seperti vitamin dan
asam organik, yang kemudian diserap dari usus dan dimanfaatkan oleh epitelium
dinding usus dan organ vital tubuh lain seperti hati. Asam organik yang
diproduksi memiliki kemampuan menekan pertumbuhan kuman patogen dalam usus
dengan cara menurunkan pH usus. Sedangkan bakteri patogen adalah bakteri yang
mampu menghasilkan racun, seperti hasil metabolisme dan senyawa yang bersifat
karsinogenik. Bila bakteri patogen tersebut lebih mendominasi kehidupan bakteri
yang bermanfaat maka zat gizi essensial tidak lagi dapat diproduksi dan
sebaliknya jumlah senyawa yang membahayakan semakin meningkat sehingga dapat
menjadi faktor penunjang terhadap berlangsungnya proses penuaan, menstimulir
timbulnya penyakit kanker, penyakit hati dan ginjal, hipertensi,
aterosklerosis, dan menurunnya imunitas tubuh (Winarno 1997).
Mikroba yang menguntungkan bagi kesehatan dengan
cara memperbaiki keseimbangan flora usus jika dikonsumsi dalam jumlah yang
memadai disebut probiotik. Bakteri yang digunakan sebagai probiotik sebagian
besar merupakan bakteri asam laktat, tetapi kini mulai pula digunakan Bacillus spp, khamir (Saccharomyces spp), dan Aspergillus spp (Winarno 2003). Antoine
(2007) menyatakan bahwa probiotik memiliki banyak fungsi di dalam usus yaitu
membantu fermentasi dalam usus besar, detoksifikasi, mempersingkat waktu
transit, metabolisme kolesterol, sistem pertahanan, respon imun, mencegah laktosa
intoleran, keseimbangan epitel, dan membantu metabolisme sel. Sedangkan
Varavithya (2007) mengungkapkan bahwa bakteri baik yang terkandung dalam
probiotik dapat mencegah Irregular bowel movement, mencegah
konstipasi, mencegah infeksi serta mencegah dan mengatasi penyakit alergi.
Disamping itu, probiotik juga memiliki berbagai fungsi yang lain, yaitu:
1.
Menghambat proses penuaan
Pada orangtua (lansia) jumlah Bifidobacteria
mengalami penurunan drastis atau bahkan menjadi musnah. Clostridia termasuk C. perferinges secara bermakna meningkat
jumlahnya dan Lactobacilli, Streptococci,
serta Enterobactericiae juga
meningkat. Fenomena tersebut merupakan akibat dari suatu proses penuaan yang
sedang terjadi. Kenyataan tersebut menunjukan bahwa manfaat mempertahankan
kehadiran bakteri Bifidobacteria di
dalam usus besar untuk menghambat proses penuaan (Winarno 1997).
2.
Meningkatkan pertumbuhan dan daya cerna
Winarno
(1997) menyatakan bahwa keberadaan Bifidobacteria
longun dalam usus erat kaitannya dengan meningkatnya jangka hidup pada
tikus percobaan. Sebagian besar spesies Bifidobacteria mampu memetabolisir
seyawa polisakarida dan oligosakarida yang tidak dapat dicerna sehingga menjadi
asam asetat dan asam laktat dimana E.
coli dan C. perferingens tidak
mampu melakukannya. Sedangkan Nakazawa dan Hosono (1992) menyatakan bahwa tikus
yang diberi yoghurt menunjukan pertambahan berat badan dan ini semua
berhubungan dengan daya cerna/absorpsi yang baik.
3.
Mempercepat waktu transit (Mencegah
Konstipasi)
Probiotik
dapat aktif sampai usus dimana di dalam usus bakteri-bakteri tersebut
memproduksi asam organik dan menurunkan pH sehingga dapat mempercepat waktu
transit di usus (Jenie 2007).
4.
Mengatasi Laktose Intolerance
Laktose
intolerance merupakan gejala malabsorpsi laktosa yang banyak dialami oleh
penduduk di beberapa negara Asia dan Afrika. Faktor utama penyebabnya adalah
terbatasnya enzim laktase tubuh sehingga tidak mampu mencerna dan menyerap
laktosa dengan sempurna. Hal tersebut mengakibatkan mual, diare, atau gejala
sakit perut setelah mengkonsumsi susu. Penelitian membuktikan bahwa susu dapat
dikonsumsi oleh penderita Lactose intolerance apabila di dalamnya ditambahkan
kultur starter. Menurut Jenie (2007), probiotik dapat mengatasi lactose
intolerance karena bakteri asam laktat di dalamnya dapat menguraikan laktosa
susu menjadi monosakarida, yaitu glukosa
dan galaktosa. Kedua monosakarida tersebut mudah dicerna atau diserap oleh
tubuh.
5.
Memberi pengaruh pada jalur
gastrointestinal
Pengaruh
yang diberikan antara lain menurunkan bakteri yang merugikan pada usus dan
menekan aktivitas metaboliknya. Selain itu, bakteri asam laktat juga memberi
efek menurunkan bakteri yang merugikan serta dapat meningkatkan total motilitas
pada usus.
6.
Menormalkan pergerakan usus
Bakteri
asam laktat berperan dalam pergerakan usus karena kegiatannya pada jalur
gastrointestinal. Padatan yang terdapat pada fase normal adalah 10-30%. Bila
jumlah padatan pada feses melebihi 30% maka seseorang dapat dikatakan mengalami
konstipasi, sedangkan bila dibawah 10% maka dikatakan sebagai diare (Hartanti
2007). Nakazawa dan Hosono (1992) menunjukan bahwa konsumsi yoghurt dapat
meningkatkan Bifidobacterium spp. pada usus dan menormalkan pergerakan usus.
7.
Mencegah Diare
L. casei, L.
acidophilus, dan L.
Bulgaricus memproduksi agen antimikoba seperti acidophilin dan bulgarican
yang menghambat pertumbuhan bakteri patogen dalam usus (Jenie 2007).
8.
Menigkatkan sistem imunitas
Bakteri asam laktat dapat meningkatkan β-limfosit
yang membantu menghancurkan benda asing, meningkatkan IgA, IgB, dan IgM yang
berperan sebagai antibodi, dan menigkatkan sel interferon yang dapat membantu
sel darah putih melawan penyakit.
9.
Menurunkan kolesterol darah
Bakteri
asam laktat dapat mengatur pelepasan kolesterol dari hati menuju darah
(Nakazawa dan Hosono 1992). Kusumawati (2002) juga menyatakan bahwa isolate
bakteri asam laktat dapat mereduksi kolesterol serum darah dan dapat
mempertahankan keseimbangan mikroflora usus.
10.
Mencegah kanker
Winarno
(1997) menyatakan bahwa bakteri asam laktat dapat membuat senyawa racun menjadi
tidak aktif. Senyawa racun tersebut merupakan zat karsinogenik yang dihasilkan
dari metabolisme triptofan, fenol, amine, dan senyawa nitroso yang diproduksi
bakteri usus. Selain itu, senyawa racun dihasilkan dari pencernaan lemak dalam
jumlah yang besar yang akan menstimulasi sekresi empedu sehingga asam empedu
dan kolesterol meningkat. Peningkatan senyawa tersebut dirubah oleh bakteri
usus ke dalam asam empedu sekunder, derivatif, aromatik polisiklik hidrokarbon,
astrogen, dan epoxida yang ada hubungannya dengan proses karsinogenik.
11.
Mencegah infeksi urogenital
Berdasarkan
penelitian terhadap wanita yang mengalami infeksi vagina, kemudian mengkonsumsi
yoghurt secara teratur yang mengandung L.
acidophilus maka kejadian infeksi mengalami penurunan dibandingkan dengan
wanita yang tidak mengkonsumsi yoghurt (Jenie 2007).
12.
Mengobati TBC
Penderita
TBC umumnya mengalami defisiensi gizi meskipun tidak semuanya. Jika tidak
terjadi defisiensi gizi, penderita cukup diberikan suplemen peningkat sistem
kekebalan tubuh. Sedangkan jika mengalami defisiensi gizi yang ditandai dengan
kadar albumin rendah maka diperlukan suplemen dan multivitamin. Selain vitamin
A, penderita TBC dengan defisiensi gizi membutuhkan tambahan mineral seng serta
zat besi (Fe). Penderita TBC umumnya
mengkonsumsi obat dalam jangka waktu lama sehingga memerlukan vitamin K. Hal
tersebut dikarenakan flora usus penderita rusak akibat pemaikaian antibiotik
jangka panjang sehingga produksi vitamin K secara alami juga megalami gangguan.
Sedangkan untuk mengembalikan keseimbangan bakteri dalam ususnya diperlukan
tambahan prebiotik dan probiotik (Nirmala 2006).
1.3.Perbedaan Probiotik dengan
Prebiotik
Probiotik adalah mikroorganisme hidup “baik”
yang secara alamiah terdapat di dalam sistem pencernaan, (disebut juga dengan
flora normal,) atau mikroorganisme baik yang sengaja dikembangbiakkan sebagai
suplemen makanan/minuman yang apabila dikonsumsi dalam jumlah seimbang akan
memberikan dampak positif bagi kesehatan.
Prebiotik adalah makanan yang tidak dapat
dicerna usus, berfungsi sebagai suplemen untuk pertumbuhan dan
perkembangan mikroorganisme baik dalam sistem pencernaan. Sumber alami
Prebiotik berasal dari produk susu yang mengandung FOS (Frukto
Oligosakarida) dan GOS (Galakto Oligosakarida). Selain itu Prebiotik jenis
Inulin (serat karbohidrat oligosakarida), juga terdapat dalam buah-buahan,
kacang polong-polongan, biji utuh sereal misalnya gandum, sayur-sayuran
misalnya asparagus, brokoli, dan bumbu-bumbu masak misalnya bawang putih,
bawang merah, dan bawang prei.
1.4. jenis-jenis minuman probiotik
1.4. jenis-jenis minuman probiotik
Minuman probiotik adalah minuman yang mengandung
probiotik didalamnya. Adapun jenis jenis minuman probiotik adalah sebagai
berikut:
1. Yogurt
Yoghurt
adalah produk yang dibuat dari susu melalui proses fermentasi bakteri asam
laktat, Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus (Collins, dkk, 1992).
Yoghurt sangat baik untuk kesehatan, terutama untuk menjaga keasaman lambung
dan dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen di usus. Selain itu, yoghurt juga
mengandung protein dengan kadar yang tinggi, bahkan lebih tinggi daripada
protein susu. Hal ini disebabkan penambahan protein dari sintesa mikroba dan
kandungan protein dari mikroba tersebut (Winarno, 2003).
Sumber
: (Winarno, 2003).
Kebanyakan
jenis yogurt merupakan probiotik. Saat secara khusus membeli yoghurt probiotik,
Anda perlu memastikan bahwa produk tersebut tidak mengalami pasteurisasi karena
akan membunuh bakteri aktif di dalamnya. Beberapa yogurt mencantumkan label
bahwa produk tersebut mengandung “kultur aktif hidup” sementara produk
lain mungkin tidak mencantumkannya. Lakukan sedikit riset untuk
mengetahui produk mana saja yang mengandung probiotik.Organisme probiotik yang
umum ditemukan dalam yogurt adalah Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
termophilus. Jenis probiotik lain yang juga bisa ditemukan adalah L. acidophilus, L. casei, L. reuteri dan bifidus.
2. Kefir
Kefir adalah produk susu fermentasi yang
mempunyai rasa yang spesifik sebagai hasil fermentasi bakteri asam laktat dan
khamir yang hidup bersama sama dan saling menguntungkan. Rasa susu fermentasi
(kefir) didominasi rasa asam yang disebabkan oleh aktivitas bakteri asam laktat
yang timbul pada proses fermentasi laktosa oleh starter (Zakaria, 2009). Di
Indonesia sendiri kefir belum begitu dikenal oleh masyarakat karena minuman
kefir bukanlah minuman yang bersal dari Indonesia. Kefir berasal dari
pegunungan Kaukasus di antara Laut Hitam dan Laut Kaspia, Rusia Barat Daya.
Kefir memiliki nama yang berbeda-beda seperti kepi, kippe, kapov, kephir dan
kiaphir.
Sumber : (Fuller, 1992).
Kadar asam laktat kefir berkisar 0,8-1,1%, alkohol
0,5-2,5%, sedikit gas karbon dioksida, kelompok vitamin B serta diasetil dan
asetaldehid. Komposisi dan kadar nutrisi kefir adalah air 89,5%, lemak 1,5%,
protein 3,5%, abu 0,6%, laktosa 4,5% dengan nilai pH 4,6. Komponen dan
komposisi ini bervariasi, bergantung pada jenis mikrobia starter, suhu, lama
fermentasi, serta bahan baku yang digunakan. Bahan baku susu yang berkadar
lemak tinggi menghasilkan kefir dengan kadar lemak yang tinggi, dan sebaliknya
penggunaan susu skim menghasilkan kefir dengan kadar lemak yang rendah. Banyak
sedikitnya asam laktat dan alkohol dalam kefir sangat dipengaruhi oleh kadar
laktosa bahan baku, jenis mikrobia start.
3. Kombucha
3. Kombucha
Kombucha tea (teh kombucha) merupakan produk
minuman tradisional hasil fermentasi larutan teh dan gula dengan menggunakan
starter mikroba kombucha (Acetobacter xylinum dan beberapa jenis khamir) dan di
fermentasi selama 8-12 hari. kombucha adalah suatu ramuan minuman kuno, yang
merupakan hasil dari simbiosis murni dari bakteri dan ragi kombucha yang
berasal dari Asia Timur, dan sampai di Jerman melalui Russia sekitar akhir abad
lalu.
Kombucha,
sejenis jamur yang di jadikan teh, minuman ini sudah ada sekitar pergantian abad
ke-20. Rasanya manis, asam dan soda, kombucha adalah rasa yang diperoleh
yang tinggi probiotik, antioksidan yang disebut DSL kuat dan Vitamin C. teh
fermentasi ini dikatakan untuk detoksifikasi tubuh dan melindungi terhadap
kerusakan sel dan inflamasi, semua sementara meningkatkan kekebalan tubuh
system.
Sumber : (Hartanti, 2007).
Kombucha berfungsi sebagai penyembuh terhadap
berbagai macam penyakit ini telah digunakan berulang kali dirumah tangga
diberbagai negara Asia. Jamur tersebut terdiri dari gelatinoid serta membrane
jamur yang liat dan berbentuk piringan bulat serta hidup dalam lingkungan
nustrisi teh-manis yang akan tumbuh secara berulang sehingga membentuk susunan
piringan berlapis. Piringan pertama akan tumbuh pada lapisan paling atas yang
akan memenuhi lapisan, kemudian disusul oleh pertumbuhan piringan
berlapis-lapis dibawahnya yang akan menebal. Bila dirawat secara benar, jamur
ini akan tumbuh pesat dan sehat.
Jamur kombucha
merupakan membran jaringan-jamur yang bersifat gelatinoid dan
liat, serta berbentuk piringan datar. Kombucha hidup dalam larutan nustrisi teh-gula
yang tumbuh dengan cara germinasi. Pada
mulanya, piringan jamur tumbuh meluas pada permukaan teh lalu menebal. Bila
dirawat secara benar, jamur ini akan tumbuh pesat dan sehat, sehingga akan
hidup sepanjang umur pemilik serta keturunannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Antoine JM. 2007. Probiotics, What Are
They?. Interhational Symposium Probiotics for Optimum Health. Bogor, 11 Desember 2007. Fakultas Ekologi
Manuisa, Institut Pertanian Bogor.
Astawan
dan Wahyuni. 1988. Gizi dan kesehatan
Manula. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa.
Arisman.
2002. Gizi dalam Daur Kehidupan. Palembang:
Diktat Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya.
Badan
POM. 2003. Pedoman Penilaian Label Pangan.
Jakarta: Direktorat Penilaian Keamanan Pangan,
Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pamngan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan Makanan.
BPS.
2004. Statistik Kesejahteraan Rakyat.
Jakarta: CV Nasional Indah.
Fuller R. 1992. Probiotics : The Scientific Basis. New York: Chapman & Hall.
Hardinsyah dan Martianto.1989. Menaksir Kecukupan Energi dan Protein serta
Penilaian Mutu Gizi Konsumsi Pangan. Jakarta:
Wirasari.
Harper LJ, BJ Deaton, & JA Driskel.
1985. Pangan, Gizi, dan Pertanian. (Suhardjo, penerjemah). Jakarta: UI Press.
Hartanti AW. 2007. Seleksi Bakteri Asam
Laktat yang Berpotensi sebagai Probiotik dari Isolat Air Susu Ibu. [Skripsi]. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Hermana. 2007. Penduduk Lansia di
Indonesia dan Masalah Kesejahteraannya. Jakarta: Departemen Sosial, Republik Indonesia.
Hull
RR, Conway PL, dan Evans AJ. 1992. Probiotics
Foods: A New Opportunity. Australia: Food
Australia.
Lahteenmaki dan Ledeboer. 2006.
Probiotics: The Consumer perspective. Food Science and Technology Bulletin:Functional
Foods 3 (5). 47-50.
Winarno FG.2003. Flora Usus dan Yoghurt. Jakarta: M-BRIO PRESS.
Winarno FG. 1997. Probiotik dan Keamanan Pangan dalam Seminar Nasional Biopreservasi dan
Probiotik dalam Industri Pangan. Yogyakarta, 12 Juni 1997. Pusat Antar
Universitas.
Wirakusumah
ES. 2000. Tetap Bugar di Usia Lanjut.
Jakarta: Trubus Agriwidya.
sy suka blog kamu. semangat
BalasHapus