Kamis, 28 Desember 2017

Minuman Probiotik



MINUMAN PROBIOTIK
1.1.Pengertian Probiotik
Probiotik adalah suatu preparat yang terdiri dari mikroba hidup, yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia secara oral dengan harapan mampu memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan manusia melalui perbaikan sifat-sifat yang dimiliki oleh mikroba alami yang tinggal di dalam tubuh manusia. Mikroba alami yang terdapat dalam saluran pencernaan mempunyai peran yang sangat penting bagi kesehatan dan kebugaran tubuh seseorang. Berdasarkan hal tersebut maka teknik probiotik diterapkan untuk meningkatkan kesehatan saluran pencernaan serta sistem imunitas tubuh (Winarno 1997).  
Salminen et al (2004) mendefinisikan probiotik sebagai sediaan sel mikroba hidup yang memiliki pengaruh menguntungkan terhadap kesehatan dan kehidupan inangnya. Kriteria yang harus dimiliki oleh suatu probiotik adalah bersifat nonpatogenik dan mewakili mikrobiota normal usus dari inang tertentu, serta masih aktif pada kondisi asam lambung dan konsentrasi garam empedu yang tinggi dalam usus halus. Selain itu, mampu tumbuh dan melakukan metabolisme dengan cepat serta terdapat dalam jumlah yang tinggi dalam usus, dapat mengkolonisasi beberapa bagian dari saluran usus untuk sementara, dapat memproduksi asam-asam organik secara efisien, memiliki sifat antimikroba terhadap bakteri merugikan, mudah diproduksi, mampu tumbuh dalam sistem produksi sekala besar, dan hidup selama kondisi penyimpanan. 
Pada umumnya bakteri yang dapat berfungsi sebagai probiotik tergolong dalam bakteri asam laktat yang mampu melewati lambung dan dapat bertahan pada saluran pencernaan. Bakteri asam laktat yang dapat digunakan sebagai probiotik adalah Saccharomyces boulardii, Lactobacillus acidophilus, L. plantarum, Lactobacillus GG, L. casei, L. brevis, L. delbrueckii, Streptococcus salivarius, Bifidobacterium bifidum, Bifidobacterium infants, Enterococcus faecium, dan Loctococcus lactis.  Menurut Nirmala (2006) bakteri yang memiliki sifat probiotik diantaranya adalah golongan Bifidobacterium (B. Bifidum, B. breve, B. longum, B. Infants, dan B. Adolescents) dan golongan Lactobacillus (L. casei, L. acidophilus, L. Johnsonii, dan L. reuteri). Jenie (2007) menyatakan bahwa Bifidobacterium animalis adalah salah satu golongan Bifidobacterium yang memiliki efek menguntungkan bagi kesehatan usus.


1.2.Manfaat Probiotik 
Di saluran usus manusia terdapat lebih dari 100 trilyun bakteri yang terdiri dari sekitar 100 spesies. Bakteri-bakteri tersebut bersama dengan mikroba lain secara kolektif membentuk kelompok masyarakat mikroba di dalam tubuh manusia yang disebut mikoflora usus atau kadang-kadang secara singkat hanya disebut sebagai flora usus. Terdapat dua kelompok bakteri dalam flora usus, yaitu yang membantu kesehatan dan yang bersifat pathogen (Winarno 2003). Bakteri yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh artinya dapat melakukan peranan yang sangat berguna dalam aspek gizi, serta pencegahan penyakit. Mereka mampu memproduksi zat-zat gizi essensial seperti vitamin dan asam organik, yang kemudian diserap dari usus dan dimanfaatkan oleh epitelium dinding usus dan organ vital tubuh lain seperti hati. Asam organik yang diproduksi memiliki kemampuan menekan pertumbuhan kuman patogen dalam usus dengan cara menurunkan pH usus. Sedangkan bakteri patogen adalah bakteri yang mampu menghasilkan racun, seperti hasil metabolisme dan senyawa yang bersifat karsinogenik. Bila bakteri patogen tersebut lebih mendominasi kehidupan bakteri yang bermanfaat maka zat gizi essensial tidak lagi dapat diproduksi dan sebaliknya jumlah senyawa yang membahayakan semakin meningkat sehingga dapat menjadi faktor penunjang terhadap berlangsungnya proses penuaan, menstimulir timbulnya penyakit kanker, penyakit hati dan ginjal, hipertensi, aterosklerosis, dan menurunnya imunitas tubuh (Winarno 1997).  
Mikroba yang menguntungkan bagi kesehatan dengan cara memperbaiki keseimbangan flora usus jika dikonsumsi dalam jumlah yang memadai disebut probiotik. Bakteri yang digunakan sebagai probiotik sebagian besar merupakan bakteri asam laktat, tetapi kini mulai pula digunakan Bacillus spp, khamir (Saccharomyces spp), dan Aspergillus spp (Winarno 2003). Antoine (2007) menyatakan bahwa probiotik memiliki banyak fungsi di dalam usus yaitu membantu fermentasi dalam usus besar, detoksifikasi, mempersingkat waktu transit, metabolisme kolesterol, sistem pertahanan, respon imun, mencegah laktosa intoleran, keseimbangan epitel, dan membantu metabolisme sel. Sedangkan Varavithya (2007) mengungkapkan bahwa bakteri baik yang terkandung dalam probiotik  dapat  mencegah Irregular bowel movement, mencegah konstipasi, mencegah infeksi serta mencegah dan mengatasi penyakit alergi. Disamping itu, probiotik juga memiliki berbagai fungsi yang lain, yaitu:
1.      Menghambat proses penuaan
Pada orangtua (lansia) jumlah Bifidobacteria mengalami penurunan drastis atau bahkan menjadi musnah. Clostridia termasuk C. perferinges secara bermakna meningkat jumlahnya dan Lactobacilli, Streptococci, serta Enterobactericiae juga meningkat. Fenomena tersebut merupakan akibat dari suatu proses penuaan yang sedang terjadi. Kenyataan tersebut menunjukan bahwa manfaat mempertahankan kehadiran bakteri Bifidobacteria di dalam usus besar untuk menghambat proses penuaan (Winarno 1997).
2.      Meningkatkan pertumbuhan dan daya cerna
Winarno (1997) menyatakan bahwa keberadaan Bifidobacteria longun dalam usus erat kaitannya dengan meningkatnya jangka hidup pada tikus percobaan. Sebagian besar spesies Bifidobacteria mampu memetabolisir seyawa polisakarida dan oligosakarida yang tidak dapat dicerna sehingga menjadi asam asetat dan asam laktat dimana E. coli dan C. perferingens tidak mampu melakukannya. Sedangkan Nakazawa dan Hosono (1992) menyatakan bahwa tikus yang diberi yoghurt menunjukan pertambahan berat badan dan ini semua berhubungan dengan daya cerna/absorpsi yang baik.
3.      Mempercepat waktu transit (Mencegah Konstipasi)  
Probiotik dapat aktif sampai usus dimana di dalam usus bakteri-bakteri tersebut memproduksi asam organik dan menurunkan pH sehingga dapat mempercepat waktu transit di usus (Jenie 2007).
4.      Mengatasi Laktose Intolerance
Laktose intolerance merupakan gejala malabsorpsi laktosa yang banyak dialami oleh penduduk di beberapa negara Asia dan Afrika. Faktor utama penyebabnya adalah terbatasnya enzim laktase tubuh sehingga tidak mampu mencerna dan menyerap laktosa dengan sempurna. Hal tersebut mengakibatkan mual, diare, atau gejala sakit perut setelah mengkonsumsi susu. Penelitian membuktikan bahwa susu dapat dikonsumsi oleh penderita Lactose intolerance apabila di dalamnya ditambahkan kultur starter. Menurut Jenie (2007), probiotik dapat mengatasi lactose intolerance karena bakteri asam laktat di dalamnya dapat menguraikan laktosa susu menjadi monosakarida, yaitu  glukosa dan galaktosa. Kedua monosakarida tersebut mudah dicerna atau diserap oleh tubuh. 
5.      Memberi pengaruh pada jalur gastrointestinal
Pengaruh yang diberikan antara lain menurunkan bakteri yang merugikan pada usus dan menekan aktivitas metaboliknya. Selain itu, bakteri asam laktat juga memberi efek menurunkan bakteri yang merugikan serta dapat meningkatkan total motilitas pada usus.
6.      Menormalkan pergerakan usus
Bakteri asam laktat berperan dalam pergerakan usus karena kegiatannya pada jalur gastrointestinal. Padatan yang terdapat pada fase normal adalah 10-30%. Bila jumlah padatan pada feses melebihi 30% maka seseorang dapat dikatakan mengalami konstipasi, sedangkan bila dibawah 10% maka dikatakan sebagai diare (Hartanti 2007). Nakazawa dan Hosono (1992) menunjukan bahwa konsumsi yoghurt dapat meningkatkan Bifidobacterium spp. pada usus dan menormalkan pergerakan usus.
7.      Mencegah Diare  
L. casei, L. acidophilus, dan L. Bulgaricus memproduksi agen antimikoba seperti acidophilin dan bulgarican yang menghambat pertumbuhan bakteri patogen dalam usus (Jenie 2007).
8.      Menigkatkan sistem imunitas  
Bakteri asam laktat dapat meningkatkan β-limfosit yang membantu menghancurkan benda asing, meningkatkan IgA, IgB, dan IgM yang berperan sebagai antibodi, dan menigkatkan sel interferon yang dapat membantu sel darah putih melawan penyakit.
9.      Menurunkan kolesterol darah  
Bakteri asam laktat dapat mengatur pelepasan kolesterol dari hati menuju darah (Nakazawa dan Hosono 1992). Kusumawati (2002) juga menyatakan bahwa isolate bakteri asam laktat dapat mereduksi kolesterol serum darah dan dapat mempertahankan keseimbangan mikroflora usus.
10.  Mencegah kanker  
Winarno (1997) menyatakan bahwa bakteri asam laktat dapat membuat senyawa racun menjadi tidak aktif. Senyawa racun tersebut merupakan zat karsinogenik yang dihasilkan dari metabolisme triptofan, fenol, amine, dan senyawa nitroso yang diproduksi bakteri usus. Selain itu, senyawa racun dihasilkan dari pencernaan lemak dalam jumlah yang besar yang akan menstimulasi sekresi empedu sehingga asam empedu dan kolesterol meningkat. Peningkatan senyawa tersebut dirubah oleh bakteri usus ke dalam asam empedu sekunder, derivatif, aromatik polisiklik hidrokarbon, astrogen, dan epoxida yang ada hubungannya dengan proses karsinogenik.
11.  Mencegah infeksi urogenital  
Berdasarkan penelitian terhadap wanita yang mengalami infeksi vagina, kemudian mengkonsumsi yoghurt secara teratur yang mengandung L. acidophilus maka kejadian infeksi mengalami penurunan dibandingkan dengan wanita yang tidak mengkonsumsi yoghurt (Jenie 2007).
12.  Mengobati TBC  
Penderita TBC umumnya mengalami defisiensi gizi meskipun tidak semuanya. Jika tidak terjadi defisiensi gizi, penderita cukup diberikan suplemen peningkat sistem kekebalan tubuh. Sedangkan jika mengalami defisiensi gizi yang ditandai dengan kadar albumin rendah maka diperlukan suplemen dan multivitamin. Selain vitamin A, penderita TBC dengan defisiensi gizi membutuhkan tambahan mineral seng serta zat besi (Fe).  Penderita TBC umumnya mengkonsumsi obat dalam jangka waktu lama sehingga memerlukan vitamin K. Hal tersebut dikarenakan flora usus penderita rusak akibat pemaikaian antibiotik jangka panjang sehingga produksi vitamin K secara alami juga megalami gangguan. Sedangkan untuk mengembalikan keseimbangan bakteri dalam ususnya diperlukan tambahan prebiotik dan probiotik (Nirmala 2006).
1.3.Perbedaan Probiotik dengan Prebiotik
Probiotik adalah mikroorganisme hidup “baik” yang secara alamiah terdapat di dalam sistem pencernaan, (disebut juga dengan flora normal,) atau mikroorganisme baik yang sengaja dikembangbiakkan sebagai suplemen makanan/minuman yang apabila dikonsumsi dalam jumlah seimbang akan memberikan dampak positif bagi kesehatan.
Prebiotik adalah makanan yang tidak dapat dicerna usus, berfungsi sebagai suplemen untuk pertumbuhan dan perkembangan  mikroorganisme baik dalam sistem pencernaan. Sumber alami Prebiotik berasal dari produk susu yang mengandung  FOS (Frukto Oligosakarida) dan GOS (Galakto Oligosakarida). Selain itu Prebiotik jenis Inulin (serat karbohidrat oligosakarida), juga terdapat dalam buah-buahan, kacang polong-polongan, biji utuh sereal misalnya gandum, sayur-sayuran misalnya asparagus, brokoli, dan bumbu-bumbu masak misalnya bawang putih, bawang merah, dan bawang prei.
1.4. jenis-jenis minuman probiotik 
Minuman probiotik adalah minuman yang mengandung probiotik didalamnya. Adapun jenis jenis minuman probiotik adalah sebagai berikut:
1.      Yogurt
Yoghurt adalah produk yang dibuat dari susu melalui proses fermentasi bakteri asam laktat, Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus (Collins, dkk, 1992). Yoghurt sangat baik untuk kesehatan, terutama untuk menjaga keasaman lambung dan dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen di usus. Selain itu, yoghurt juga mengandung protein dengan kadar yang tinggi, bahkan lebih tinggi daripada protein susu. Hal ini disebabkan penambahan protein dari sintesa mikroba dan kandungan protein dari mikroba tersebut (Winarno, 2003).

Sumber : (Winarno, 2003).
Kebanyakan jenis yogurt merupakan probiotik. Saat secara khusus membeli yoghurt probiotik, Anda perlu memastikan bahwa produk tersebut tidak mengalami pasteurisasi karena akan membunuh bakteri aktif di dalamnya. Beberapa yogurt mencantumkan label bahwa produk tersebut  mengandung “kultur aktif hidup” sementara produk lain mungkin tidak mencantumkannya.  Lakukan sedikit riset untuk mengetahui produk mana saja yang mengandung probiotik.Organisme probiotik yang umum ditemukan dalam yogurt adalah Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus termophilus. Jenis probiotik lain yang juga bisa ditemukan adalah L. acidophilus, L. casei, L. reuteri dan bifidus.
2.      Kefir
Kefir adalah produk susu fermentasi yang mempunyai rasa yang spesifik sebagai hasil fermentasi bakteri asam laktat dan khamir yang hidup bersama sama dan saling menguntungkan. Rasa susu fermentasi (kefir) didominasi rasa asam yang disebabkan oleh aktivitas bakteri asam laktat yang timbul pada proses fermentasi laktosa oleh starter (Zakaria, 2009). Di Indonesia sendiri kefir belum begitu dikenal oleh masyarakat karena minuman kefir bukanlah minuman yang bersal dari Indonesia. Kefir berasal dari pegunungan Kaukasus di antara Laut Hitam dan Laut Kaspia, Rusia Barat Daya. Kefir memiliki nama yang berbeda-beda seperti kepi, kippe, kapov, kephir dan kiaphir.



Sumber : (Fuller, 1992).
Kadar asam laktat kefir berkisar 0,8-1,1%, alkohol 0,5-2,5%, sedikit gas karbon dioksida, kelompok vitamin B serta diasetil dan asetaldehid. Komposisi dan kadar nutrisi kefir adalah air 89,5%, lemak 1,5%, protein 3,5%, abu 0,6%, laktosa 4,5% dengan nilai pH 4,6. Komponen dan komposisi ini bervariasi, bergantung pada jenis mikrobia starter, suhu, lama fermentasi, serta bahan baku yang digunakan. Bahan baku susu yang berkadar lemak tinggi menghasilkan kefir dengan kadar lemak yang tinggi, dan sebaliknya penggunaan susu skim menghasilkan kefir dengan kadar lemak yang rendah. Banyak sedikitnya asam laktat dan alkohol dalam kefir sangat dipengaruhi oleh kadar laktosa bahan baku, jenis mikrobia start. 
3.      Kombucha
Kombucha tea (teh kombucha) merupakan produk minuman tradisional hasil fermentasi larutan teh dan gula dengan menggunakan starter mikroba kombucha (Acetobacter xylinum dan beberapa jenis khamir) dan di fermentasi selama 8-12 hari. kombucha adalah suatu ramuan minuman kuno, yang merupakan hasil dari simbiosis murni dari bakteri dan ragi kombucha yang berasal dari Asia Timur, dan sampai di Jerman melalui Russia sekitar akhir abad lalu.
Kombucha,  sejenis jamur yang di jadikan teh, minuman ini sudah ada sekitar pergantian abad ke-20. Rasanya manis, asam dan soda, kombucha adalah rasa yang diperoleh yang tinggi probiotik, antioksidan yang disebut DSL kuat dan Vitamin C. teh fermentasi ini dikatakan untuk detoksifikasi tubuh dan melindungi terhadap kerusakan sel dan inflamasi, semua sementara meningkatkan kekebalan tubuh system.


Sumber : (Hartanti, 2007).
Kombucha berfungsi sebagai penyembuh terhadap berbagai macam penyakit ini telah digunakan berulang kali dirumah tangga diberbagai negara Asia. Jamur tersebut terdiri dari gelatinoid serta membrane jamur yang liat dan berbentuk piringan bulat serta hidup dalam lingkungan nustrisi teh-manis yang akan tumbuh secara berulang sehingga membentuk susunan piringan berlapis. Piringan pertama akan tumbuh pada lapisan paling atas yang akan memenuhi lapisan, kemudian disusul oleh pertumbuhan piringan berlapis-lapis dibawahnya yang akan menebal. Bila dirawat secara benar, jamur ini akan tumbuh pesat dan sehat.
Jamur kombucha merupakan membran jaringan-jamur yang bersifat gelatinoid dan liat, serta berbentuk piringan datar. Kombucha hidup dalam larutan nustrisi teh-gula yang tumbuh dengan cara germinasi. Pada mulanya, piringan jamur tumbuh meluas pada permukaan teh lalu menebal. Bila dirawat secara benar, jamur ini akan tumbuh pesat dan sehat, sehingga akan hidup sepanjang umur pemilik serta keturunannya.
DAFTAR PUSTAKA
Antoine JM. 2007. Probiotics, What Are They?. Interhational Symposium Probiotics for Optimum             Health. Bogor, 11 Desember 2007. Fakultas Ekologi Manuisa, Institut Pertanian Bogor.
Astawan dan Wahyuni. 1988. Gizi dan kesehatan Manula. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa.
 Arisman. 2002. Gizi dalam Daur Kehidupan. Palembang: Diktat Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
 Badan POM. 2003. Pedoman Penilaian Label Pangan. Jakarta: Direktorat Penilaian Keamanan   Pangan, Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pamngan dan Bahan Berbahaya, Badan     Pengawas Obat dan Makanan.       
 BPS. 2004. Statistik Kesejahteraan Rakyat. Jakarta: CV Nasional Indah.
Fuller R. 1992. Probiotics : The Scientific Basis. New York: Chapman & Hall.
Hardinsyah dan Martianto.1989. Menaksir Kecukupan Energi dan Protein serta Penilaian Mutu   Gizi Konsumsi Pangan. Jakarta: Wirasari.
Harper LJ, BJ Deaton, & JA Driskel. 1985. Pangan, Gizi, dan Pertanian. (Suhardjo, penerjemah). Jakarta: UI Press.
Hartanti AW. 2007. Seleksi Bakteri Asam Laktat yang Berpotensi sebagai Probiotik dari Isolat Air          Susu Ibu. [Skripsi]. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Institut           Pertanian Bogor.
Hermana. 2007. Penduduk Lansia di Indonesia dan Masalah Kesejahteraannya. Jakarta:    Departemen Sosial, Republik Indonesia.
 Hull RR, Conway PL, dan Evans AJ. 1992. Probiotics Foods: A New Opportunity. Australia:      Food Australia. 
Lahteenmaki dan Ledeboer. 2006. Probiotics: The Consumer perspective. Food Science and         Technology Bulletin:Functional Foods 3 (5). 47-50.
Winarno FG.2003. Flora Usus dan Yoghurt. Jakarta: M-BRIO PRESS.
Winarno FG. 1997. Probiotik dan Keamanan Pangan dalam Seminar Nasional Biopreservasi dan Probiotik dalam Industri Pangan. Yogyakarta, 12 Juni 1997. Pusat Antar Universitas.
 Wirakusumah ES. 2000. Tetap Bugar di Usia Lanjut. Jakarta: Trubus Agriwidya.

1 komentar:

LAPORAN PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

V. Data & Hasil Pengamatan ·          100 ml larutan NaCl 0.58 gr Pada proses pembuatan larutan NaOH , dengan men a mba h kan a...